"Waktu aku kecil, sepatu hak tinggi cuma impianku. Setiap kali pakai sepatu hak tinggi ibuku yang nggak muat, aku selalu punya keinginan untuk cepat dewasa. Cuma dengan cara ini, aku bisa pakai sepatu hak tinggi yang lebih banyak dan lebih bagus, dengan riasan dan gaun yang cantik, itulah yang aku bayangkan tentang tumbuh dewasa.
Ada yang bilang ini sejarah tragis sepatu hak tinggi, dan ada yang bilang setiap pernikahan adalah arena sepatu hak tinggi. Saya lebih suka metafora yang terakhir.
"Gadis itu, yang membayangkan bahwa bisa memakai sepatu hak tinggi merah itu di upacara kedewasaannya, dengan hati yang rindu, berbalik, berputar, berputar. Pada usia 16, dia belajar cara memakai sepatu hak tinggi. Pada usia 18, dia bertemu pria yang tepat. Pada usia 20, di pernikahannya, kompetisi apa yang terakhir ingin dia ikuti. Tapi dia berkata pada dirinya sendiri bahwa gadis yang memakai sepatu hak tinggi harus belajar tersenyum dan memberkati
Dia berada di lantai dua, tetapi sepatu hak tingginya tertinggal di lantai satu. Melepas sepatu hak tingginya dan menikmati kebebasan saat ini. Keesokan paginya dia akan memakai sepatu hak tinggi barunya dan memulai cerita baru. Ini bukan untuknya, hanya untuk dirinya sendiri.
Dia selalu menyukai sepatu, terutama sepatu hak tinggi. Pakaiannya bisa longgar, dan orang-orang akan bilang dia elegan. Pakaiannya juga bisa diikat, dan orang-orang akan bilang dia seksi. Tapi sepatu harus pas, tidak hanya pas, tapi juga memuaskan. Ini adalah semacam keanggunan yang terpendam, dan juga narsisme mendalam seorang wanita. Seperti sepatu kaca yang disiapkan untuk Cinderella. Wanita yang egois dan sombong tidak bisa memakainya bahkan dengan jari kakinya terpotong. Kelembutan seperti itu hanya untuk kemurnian dan ketenangan jiwa.
Ia percaya bahwa di era ini, perempuan bisa lebih narsis. Seperti halnya ia melepas sepatu hak tingginya saat itu, dan kemudian mengenakan sepatu hak tinggi baru. Ia berharap banyak perempuan akan merasa berdaya dengan mengenakan sepatu hak tinggi mereka yang bebas dan pas.
Ia mulai mempelajari desain sepatu wanita, membentuk tim R&D-nya sendiri, dan mendirikan merek desain sepatu independen pada tahun 1998. Ia berfokus pada riset tentang cara membuat sepatu wanita yang nyaman dan modis. Ia ingin mendobrak rutinitas dan memposisikan ulang segalanya. Semangat dan fokusnya pada industri ini telah membuatnya meraih sukses besar di bidang desain mode di Tiongkok. Desainnya yang orisinal dan tak terduga, dipadukan dengan visi unik dan keterampilan menjahitnya, telah membawa merek tersebut ke tingkat yang lebih tinggi. Dari tahun 2016 hingga 2018, merek tersebut telah terdaftar di berbagai daftar mode, dan telah berpartisipasi dalam jadwal resmi Pekan Mode. Pada bulan Agustus 2019, merek tersebut memenangkan gelar merek sepatu wanita paling berpengaruh di Asia.
 
 		     			 
 		     			 
 		     			